Hari Ketiga. Kamis, 13 Maret 2014
Pagi yang nggak begitu cerah di Kuala Lumpur. KL terkena kabut asap imbas kiriman dari negara tetangga. Iya, tetangga…. Yaitu Indonesia yang selalu meng-ekspor asap ke Malaysia atau Singapura, gegara ada pembakaran liar, yang mungkin “diliarkan”. Soalnya ini kejadian bukan hanya sekali.
Meski berasap, saya tetap merencanakan perjalanan saya. Selesai sarapan setangkup roti yang disediakan hostel, saya bergegas ke Central Market atau Pasar Seni Katsuri Walk. Jaraknya sangat dekat dengan tempat penginapan saya, cukup jalan kaki sekitar lima menit. Di Pasar Seni ini, kita bisa belanja buat oleh-oleh. Banyak pernak-pernik khas Malaysia dijajakan di tempat yang cukup ramai dikunjungi wisatawan ini. Bukan hanya sebagai pusat oleh-oleh, tempat makan juga banyak disini. Termasuk makanan Indonesia kayak nasi goreng dan indomie juga tersedia. Kalau belanja disini juga kita bisa nawar kok. Ya meskipun nggak semua toko bisa ditawar. Ada juga yang menjual dengan harga pas. Pinter-pinternya kita aja… nggak jarang juga saya temui penjualnya Warga Negara Indonesia. Diantaranya saya ketemu dengan WNI asal Bogor yang udah lama tinggal di Malaysia dan menikah dengan orang Malaysia.
Selesai di Pasar Seni, saya naik bis gratis Go KL. Iya, bis ini emang gratis. Tapi kayaknya terbatas gitu hanya ke beberapa destinasi aja. Saya naik Go KL jurusan Bukit Bintang. Perut saya sudah mulai “berdering” maka saya cari makan di Pavilion Mall. Sebenarnya katanya ada beberapa tempat makan yang enak di daerah Bukit Bintang ini. Tapi berhubung perut saya nggak bisa diajak kompromi lagi, maka saya cari makan saja di mall. Harganya lumayan nggak bersahabat…. Ya namanya juga makan di mall yak.
Baca lebih lanjut